
Asalamualaikum wr.wb
sobat-sobat muda ini dia kita kenalan yuk ama pasangan muda yang memiliki segudang prestasi dan kreativitas. dab sekarang nih, mereka sudah mencalonkan diri supaya menjadi walikota dan wakil walikota bandung. mari kita kenalan lebih deat dengan mereka
Sosok yang dilahirkan tanggal 13 September 1961 ini mempunyai keprihatinan yang mendalam menyaksikan berbagai masalah Kota Bandung akibat perkembangan kota yang semakin semrawut. Kemerosotan kualitas lingkungan perkotaan yang terjadi secara beruntun, banyaknya sampah yang tak tertangani, infrastruktur yang semakin tidak memadai dan tidak manusiawi bahkan rusak parah adalah fenomena nyata yang dapat dilihat sehari-hari di kota ini.
Selain itu, meningkatnya jumlah anak putus sekolah, pengangguran, jumlah warga miskin dan anak jalanan serta belum adanya pemihakan yang nyata terhadap fasilitas/sarana dan prasarana warga termarjinalkan seperti pasar tradisional menjadikannya bertekad untuk membangkitkan semangat melakukan perubahan di Kota Bandung ini melalui momentum peringatan 100 tahun kebangkitan nasional.
Sejak tahun 1980 Taufikurahman muda telah menjalani kehidupan sehari-hari di Kota Bandung dimana ia menyelesaikan kuliah dan menyandang gelar sarjana dari jurusan Biologi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia pun meneruskan pendidikan master di ITB dan lulus tahun 1987 dan sejenak meninggalkan Kota Bandung untuk menempuh jenjang pendidikan doktor di University College of Swansea, Inggris dan menamatkannya pada tahun 1993.
Pria yang hidup berbahagia dengan seorang istri bernama Ir. Nurani Esti Lestari dan telah dikaruniai 4 putri dan 1 putra ini memiliki banyak sekali aktifitas. Selain profesinya sebagai dosen ITB yang ditekuni sejak tahun 1986, Taufikurahman bahkan pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Biologi ITB (kini Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB).
Diantara kesibukannya yang lain, ia bersama-sama dengan beberapa aktivis lingkungan mendirikan LSM Greenlife Society dan menjadi direkturnya hingga sekarang. Selain itu ia menjadi ketua Asosiasi Akademisi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia, disingkat ASASI yang dideklarasikan di Bandung pada tanggal 1 oktober 2005 oleh 42 orang pendiri yang merupakan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ia pun menjadi ketua program Pembinaan Sumberdaya Manusia Strategis (PPSDMS) regional II Bandung yang memiliki motto Creates Future Leaders. Di sela-sela semua kesibukan itu, ia juga menjadi pengasuh dan pengawas Koperasi Keluarga Pegawai (KKP) ITB yang beranggotakan 3500 orang yang terdiri dari dosen dan karyawan ITB, Politeknik Manufaktur dan Politeknik Bandung. Koperasi Keluarga Pegawai ITB ini tahun lalu dianugerahi sebagai Koperasi terbaik di Indonesia.
Integritas moral yang teruji, dedikasi yang tinggi, bersih, peduli dan profesional dinilai oleh DPD PKS Kota Bandung ada pada diri Dr. Taufikurahman. Oleh karena itu, bertepatan dengan peringatan 100 tahun hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2008 lalu, DPD PKS Kota Bandung mengusung Dr. Taufikurahman menjadi bakal calon Wali Kota Bandung periode 2008-2013.
KeluargaDr Taufikurahman bersama keluargaSebuah pepatah mengatakan wanita adalah tiang negara. Memang ada benarnya, karena dibalik kesuksesan seorang laki-laki pastilah ada seorang wanita yang hebat disampingnya. Setidaknya, pepatah ini juga menggambarkan keluarga Dr. Taufikurahman.
Dr Taufikurahman menikahi Ir. Nurani Esti Lestari pada tahun 1986. Ir Nurani Esti, kelahiran Februari 1961 ini lebih akrab dipanggil Bu Nunu. Wanita yang ramah dan keibuan ini merupakan lulusan Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB). Allah mengkaruniakan 5 orang anak kepada pasangan intelektual ini. Mereka adalah Khairani L. Imania (Desain Produk ITB 2005), Sakina Fathiani (FSRD ITB 2007), Iffah Dieni Haniefa (kelas 2 SMP 14 Bandung), Shafa Inayah (SDN Ciujung, kelas 4), Muhammad Izzudin Al Fatih (SDN Ciujung, kelas 1).
Sebelum menikah, Bu Nunu bekerja di Semarang. Akhirnya beliau memilih mendampingi Pak Taufik kuliah di Inggris. Menjadi ibu rumah tangga yang senantiasa mendampingi Pak Taufik dan mendidik anak-anaknya beliau jalani dengan baik. Di samping itu beliau juga aktif di masyarakat. Saat ini beliau menjabat Ketua PD Ormas SALIMAH Kota Bandung. Melalui SALIMAH, beliau merangkul ibu-ibu majelis ta'lim untuk lebih peduli terhadap masa depan anak dan keluarga.
Pak Taufik dan Bu Nunu, dua sosok yang senang berkontribusi di masyarakat, akan tetapi tidak pernah melupakan keluarganya. Bahkan, di sela-sela kesibukannya beliau tidak lupa mengajak keluarganya untuk menikmati keindahan alam Bandung atau sekedar belanja bersama anak-anaknya.
Ketika PKS memutuskan Pak Taufik menjadi calon Walikota, tentu bukan hal yang sederhana bagi Bu Nunu. Secara tidak langsung, kesibukan beliau bertambah. Di sisi lain, beliau harus senantiasa menjaga anak-anaknya dan menguatkan Pak Taufik untuk senantiasa memegang komitmennya untuk berkonntribusi kepada masyarakat secara tulus dan utuh. Dalam kunjungannya ke berbagai tempat beliau seringkali meminta kepada ibu-ibu ynag ditemuinya: "Jika Pak Taufik nanti terpilih menjadi walikota, ingatkan saya agar saya mengingatkan Pak Taufik untuk tidak korupsi.
Yah, itulah gambaran keluarga Pak Taufik yang harmonis, saling mendukung dan senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan. Perubahan memang harus dimulai dari keluarga. Insya Allah pemimpin yang berasal dari keluarga yang harmonis, adalah pemimpin yang bersih dan akan senantiasa mengayomi masyarakat.
Profil Abu Syauqi
Abu SyauqiAbu Syauqi,dilahirkan dengan nama Deni Triesnahadi. Lahir di Bandung tanggal 11 Februari 1968 dari Pasangan Enden Dewi dan Eddy Affandy. Kemudian, menikah dengan Siti Sumandari dan dikaruniai 6 orang anak, yaitu Syauqi Mujahid Robbani, Hamzah Romzul Qurani, Syahid Hasan al-Banna, Muhammad Sholahuddin al-Ayyubi, Mutiah Quraniah, Abdulmajid al Zindani.
Riwayat Pendidikan
SD Terang 2 Bandung
SMPN 13 Bandung
SMAN 5 Bandung
LIPIA
Kegiatan&pekerjaan
President Director Rumah Zakat Indonesia (1998 - 2005)
Ketua Dewan Pembina Rumah Zakat Indonesia (2005 - sekarang)
Komisaris PT. Citra Niaga Abadi
Komisaris PT. Niaga Ummul Quro
Ketua IKADI Jawa Barat (2007 - Sekarang)
Abu Syauqi menemukan Islam dengan cara yang unik. Beliau menemukannya di Pengadilan Negeri Bandung. Suatu ketika, beliau 'bolos' dari sekolahnya SMPN 13 Bandung karena tertarik menonton persidangan aktivis Islam di Pengadilan Negeri Kelas I di jalan Riau. Kasus tersebut melibatkan tokoh-tokoh Darul Islam tahun 1980-an dan Komando Jihadnya sedang disidangkan.
Tak puas menonton sidang, beliau juga rajin membaca tulisan-tulisan tentang para aktivis yang tengah disidang. Itulah awal beliau tertarik untuk mempelajari Islam, agama yang sudah beliau anut sejak lahir.
Sehingga menginjak SMA, Abu menjadi remaja yang senang ke mesjid dan aktif kegiatan keagamaan serta rajin melakukan bakti sosial. Bahkan pernah suatu ketika beliau dan anggota remaja mesjid lainnya mengumpulkan pakaian dan makanan untuk dibagikan ke masyarakat miskin di Tegallega. Kemudian beliau dan teman-temannya meringkuk di penjaran Garnisun dengan alasan "Dilarang membagi-bagikan makanan di daerah miskin oleh mesjid tanpa ada penjelasan mengapa". Maklum, saat itu (ORBA), segala kegiatan serba diawasi.
Pengalaman masa muda, membuat Abu sangat peduli terhadap masyarakat sekitarnya. Hal itu beliau buktikan dengan membangun Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) pada 2 Juli 1998. Tujuannya, agar harta masyarakat yang kaya bisa dibagikan pada masyarakat kurang mampu dalam bentuk zakat. Hal ini merupakan salah satu solusi konkrit pemberantasan kemiskinan.
Kemudian, DSUQ berubah nama menjadi Rumah Zakat Indonesia DSUQ seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional.
Menurut Abu, lembaga zakat sangat pas untuk membantu masyarakat miskin. Hanya saja, saat ini masalah kepercayaan terhadap lembaga amil zakat ini membuat masyarakat ragu untuk menyalurkan zakatnya. ''Hal ini bisa dimengerti, karena di masa Orde Baru dulu, lembaga amil zakat memang dinilai kurang amanah,'' ujarnya.
Sampai saat ini beberapa sekolah gratis sudah di bangun, rumah bersalin gratis, serta layanan serba gratis lainnya. Bahkan lebih dari 13.000 anak yatim dan dhuafa di seluruh indonesia sudah tersantuni biaya sekolah dan kebutuhannya.
Itulah Abu Syauqi, sosok enterpreneur yang berjiwa sosial. Perpaduan yang sempurna. Beliau tidak akan bisa tenang, jika orang-orang di sekelilingnya berada dalam kemiskinan dan kedzholiman. Berbekal pengalaman dan keinginan untuk saling berbagi membuat beliau ingin berkontribusi lebih konkrit untuk Kota Bandung, kota kelahirannya. Walaupun DPD PKS baru menghubungi beliau beberapa jam sebelum Deklarasi, dengan semangat juang yang tinggi beliau menerimanya. PKS menilai Abu-Syauqi adalah pasangan yang cocok untuk Dr.H. Taufikurahman. Dr. Taufik, Akademisi dan aktivis lingkungan, serta Abu Syauqi pengusaha dan aktivis sosial merupakan perpaduan yang mantap untuk memberikan pencerahan bagi Kota Bandung.
nah setelah kita kenal mereka dan sederet prestasi mereka. ternyata masih ada harapan untuk kebangkitan kota bandung karena kedua pemuda kreatif di atas adalah solusi yang tepat unutk kota bandug. see you in next post